Selasa, 14 Desember 2010

7 Keajaiban Tondei

Jangan dulu percaya dengan cerita ini karena belum dilakukan pengkajian yang mendalam. Tapi paling tidak, fakta ini diperoleh dari penuturan tua-tua ro'ong (kampung) yang sudah mengakar dalam benak orang-orang Tondei pada umumnya. 7 keajaiban Tondei itu adalah sebagai berikut:
1. Batu Lutau
Batu ini terletak di Tondei Dua. Konon, batu ini sebenarnya adalah senjata yang digunakan untuk menembak/menangkap roh sesat. Di dalam tanah tepat di bawah batu dimana tugu batu ini ditanam, terdapat keris. Di bawah batu ini juga dikuburkan empat orang. Suami istri dan dua orang anak: putra dan putri. Kita bisa melihat pada gambar pahatan yang terdapat pada batu Lutau ini. Kata Lutau sendiri berarti tembak. Berdasarkan penuturan orang di sekitar batu itu, setiap pergantian tahun terdengar bunyi seperti ledakan yang bersumber dari sekitaran batu Lutau.
2. Tetewatu
Batu ini adalah jembatan yang menghubungkan wanua Tondei dan Tiniawangko. Terletak di perkebunan Punti (Tontemboan: pisang). Kira-kira 7 km dari desa Tondei. Secara etimologi Tetewatu berasal dari kata tete yang berarti menyeberang, dan watu berarti batu. Jadi tetewatu berarti batu yang difungsikan untuk menyeberang. Sebagai jembatan. Secara kasat mata, batu ini sangat mirip dengan jembatan karena berada melintang di atas sungai.
3. Rarem
Rarem adalah area yang sangat dalam. Jika benda seperti batu jatuh ke bawah, tak terdengar bunyi ketika benda itu sampai ke dasar. Konon, banyak orang dibunuh dan dilemparkan ke area ini dan tak ada jejak sama sekali. Rarem berarti dalam.
4. Winosirang
Winosirang adalah air terjun. Area ini terletak di tengah-tengah kampung Pelita, Tondei dan Toyopon.
5. Batu payung
Batu yang berbentuk payung ini terletak di desa Tondei Satu. Tepatnya di lokasi yang dinamakan aer Tondei. Disitu berdiri prasasti aer Tondei. Nama-nama yang tertulis di prasasti itu adalah calon hukum tua Tondei satu.
6. Maisek
Maisek berarti susut. Area yang disebut Maisek, tanah susut sehingga area ini menjadi rendah dibandingkan dengan area lain. Akibat tanahnya terus merosot, jika musim hujan, air bisa tertampung dalam wadah itu sehingga menjadi seperti kolam ikan, tambak atau danau kecil.
7. Taman Mawale
Taman Mawale sebenarnya adalah area pemukiman penduduk mula-mula yang sekarang disebut Tondei. Di area hidup beberapa anggota keluarga. Namun mereka akhirnya pindah karena wabah penyakit dan area ini tercium oleh hoga/mamuis-perompak dari Mangindano yang menangkap orang untuk dijadikan budak di Filipina.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar